Sabtu, 24 September 2011

Menurut saya cinta itu

Menurut saya cinta itu hanya sebuah rasa untuk meningkatkan motivasi membuat sebuah tulisan..semakin hasilnya pahit semakin bagus tulisan yang dihasilkan..Setiap konflik dan air mata yang dihasilkan dalam epic cinta menjadi bumbu yang sedap untuk sebuah rangkaian tulisan roman picisan. sebenarnya cinta itu tidak ada, cinta hanya sebatas perasaan meluap luap dalam hati, membayangkan sesuatu akan berakhir dengan indah dan menangis ketika mengingat semuanya tidak berhasil dengan kenyataan. namun saya memuji kehebatan cinta. cinta memberikan inspirasi yang luar biasa untuk seseorang menulis bahkan lebih cepat daripada menyelesaikan sebuah papper politik yang sudah tersedia buku bacaan sebagai refrensinya, cinta mudah dituliskan dan mudah digamblangkan dengan sebuah rangkaian kalimat yang saya sebut itu terlalu roman picisan yang terkadang ingin muntah apabila membacanya kembali..dan itulah cinta yang bisa merasuk pada siapa saja entah itu presiden, petani,mahasiswa ataupun tukang becak sekalipun. cinta juga membuat lulusan master doktor dengan gelar yang beruntunpun dapat menangis dan mengakui kelemahannya dalam urusan yang satu ini.

Well..apakah kamu masih ingin bermain main dengan satu kata ini..
tapi menurut saya cinta itu adalah kamu

We GLOW everywhere




Minggu, 04 September 2011

Akhirnya selesai Juga

Menulis, sejarah, politik dan cinta adalah suatu pribadi yang berbeda namun saling berkaitan
saya menyukai semuanya..menumpahkan sejarah dengan tulisan dengan sedikit bumbu politik sebagai penyedap diberikan aroma cinta
Romance of adrielle satu tulisan singkat dari beribu tulisan sampah saya untuk menghargai apa yang namanya insipirasi dan bahasa.
Bukan cerita nyata, namun saya ingin menghidupkan sebagai unsur nyata kehidupan
Memang hidup tidak semudah menulis novel yang kapan saja bisa kita rubah alur plot dan akhirnya
Untuk seseorang yang mungkin sedikit terbahas dalam cerita ini..mungkin ini cuma nasehat yang mungkin saya tidak bisa katakan langsung..susah untuk menguraikan nasihat untuk orang bebal sepertimu..tapi saya cuma menginginkan yang terbaik seperti Ending pada tulisan ini..

Romance of Adrielle Part 17

“Kepada nona tercantik didepan yang pernah aku lihat selama aku hidup. Aku hanya ingin menyampaikan pesan dari lelaki yang tidak sempurna tapi telah mencintaimu dengan sempurna. Asalkan nona tahu, dia sangat mencintaimu lebih dari apapun. Dia rela menunggu nona sampai kapanpun bahkan sampai dipenghujung nafasnya. Kalau dia tidak datang pada hari keberangkatanmu ke Paris bukan karena dia tidak mencintaimu. Tetapi karena dia tidak mau menggagalkan impianmu, kalau saja dia datang pada hari itu ke bandara dan memintamu kembali tentu saja kamu tidak akan disini nona. Kau hanya jadi gadis biasa yang hanya tahu apa arti mencintai pria bukan menjadi wanita yang mengejar impiannya. Kau tidak akan menjadi seperti ini kalau saja lelaki itu datang dihadapanmu pagi itu. Aku berani bertaruh, lelaki itu sangat mencintaimu sehingga ia mengorbankan kebahagiannya untuk membiarkan wanita yang ia cintai mengejar impiannya. Dari dulu sampai sekarang ia masih menunggumu disini walaupun wanitanya sekarang sudah berbeda dari dulu, ia juga menerima konsekuensinya apabila wanitanya sudah melupakannya. Tetapi apakah kamu tahu kebahagian seorang ketika wanita itu berkata Ia sangat mencintainya, tapi kebahagian terbesarnya adalah ketika wanita yang ia cintai bisa berhasil seperti sekarang ini. Oya...Lelaki itu juga berterima kasih kepada wanita malaikat bernama Chira yang membuat kisah “Romance of Adrielle” dapat tersampaikan bukan menggantang dalam angin saja. Semoga dia bahagia dimanapun ia berada”

Lelaki itu menyerahkan pengeras suara itu kepada kru televisi dan berbalik untuk beranjak dari gedung itu. Namun langkahnya terhenti saat wanita itu turun dari tempatnya dan memanggilnya. Mereka berpelukan dan membuat haru biru menyelimuti ruangan itu. Aku menangis bahagia, hari inilah hari yang aku inginkan. Hari penggenapan seluruh tugasku, melihat akhirnya kisah ini terjawab juga semua pertanyaan dan benang kusut terurai sudah. Sekilas aku melihat bayangan Chira sedang menyeka air matanya, aku bergegas menyusulnya sebelum ia berlalu dari gedung ini. Aku berniat mengikuti kisah hidupnya setelah ini, hidupnya juga seperti sebuah misteri yang menarik untuk ditelisik. Aku duduk dibahu Chira, ia bergoyang bersenandung seakan semua bebannya terangkat sudah. Chira seperti jelmaan malaikat di dunia ini, malaikat cinta sama seperti diriku. Namun bedanya dia kelihatan dan nyata. Mungkin hari hari kedepan kita bisa bekerja sama untuk menyembuhkan dan menyatukan seluruh kisah cinta di dunia ini.


-END-

Romance of Adrielle Part 16

Stasiun televisi adalah tempat untuk membuat tayangan yang akan ditampilkan dalam kotak di rumah lelaki itu ternyata beginilah cara membuatnya. Banyak sekali pengalaman yang bisa aku ceritakan kepada teman temanku didunia peri nanti ketika aku kembali. Sepertinya lelaki itu akan melihat sebuah opera atau bincang bincang dengan artis. Duduk dibarisan paling depan menyungkinkan senyum penuh arti. Pertunjukan dimulai, pembawa acara membuka acara ini dan memanggilkan tamu yang akan diulik kisah ceritanya. Aku duduk dibahunya dan ikut bertepuk tangan saat bintang tamu itu keluar menuju panggung. Katanya wanita ini adalah seorang desainer terkenal dari Paris yang karya karyanya sudah mendunia dan dipakai artis holiwood terkenal. Lampu panggung menyorot padanya dan gemerlap perhiasan serta keindahan bajunya menunjukan kecantikan luar biasa wanita itu. Aku mengerjapkan mataku, wanita itu adalah Chelle. Sekarang ia cantik sekali lebih cantik dari pada siang itu. Aku bersorak sorak riang, memukul mukul lelaki itu. Ada raut bahagia pada lelaki itu senyumannya yang mempesona tersungging lagi siang ini. Benar benar aku sangat bahagia hari ini. Akhirnya aku menemukan senyumannya lagi. Tetapi apakah Chele akan menerima lelaki ini kembali bukan karena wanita ini sudah terkenal bertambah cantik dan masuk televisi tetapi karena lelaki ini pernah menyakitinya dua kali. Seorang tupaipun tidak akan jatuh pada lubang yang sama bukan. Suasana di tempat ini semakin gemuruh saat pembawa acara menanyakan akan pengalaman cinta masa allunya sebelum terkenal. Chele terlihat menerawang dan menceritakan kisahnya dengan menggigit bibir seolah mencari kekuatan darinya.

Chele menghembuskan nafas dan memulai ceritanya “Aku menyebutnya Romance of Adrielle, kepanjangannya ada nama kita berdua. Jujur saja aku mencintainya. Sampai kepergianku ke Paris, aku masih dapat mengeja cintanya. Kalau saja dia datang dan memintaku kembali, aku pasti sudah bersamanya sekarang. Ternyata cintaku lebih besar dari cintanya padaku. Sakit sekali dan rasanya masih ada sampai saat ini. Sedetik sebelum kepergianku ke Paris aku masih menunggunya, sampai sekarangpun aku masih menunggunya walaupun sekarang aku tidak tahu dimana dia sekarang”.

Suasana menjadi tenang, mereka seperti tersihir oleh kisah cinta “Romance of Adrielle”, asal kalian tahu aku sudah tersihir sejak lama karena kisah ini. Akulah yang bisa kalian Tanya untuk mengetahui kejelasan kisah ini. Sayang kalian semua tidak mengenalku dan tidak melihatku. Tiba tiba lelaki itu berdiri dan mengangkat tangannya. Chele terhenyak dan pembawa acarapun kebingungan namun Chelle mempersilahkan Adri berbicara. Kru televisi memberikan pengeras suara agar semua orang dapat mendengarkan apa yang akan dikatakan lelaki itu. Termasuk aku karena sampai sekarang aku belum bisa membaca pikirannya.


Apakah yang dikatakan lelaki itu kepada Chelle..apakah Chelle akan memaafkan apa yang telah lelaki itu lakukan..

Romance of Adrielle Part 15

Dua tahun berlalu, ternyata bukan waktu yang singkat untuk melupakan seseorang. Lelaki itu tetap saja kehilangan senyumnya. Aku sudah malas untuk membantunya karena dia sendiri yang membuat ini semua terjadi, Ia hanya bisa memandangi foto Chelle lewat sesuatu program di suatu alat yang bernama computer dan menerawang sedih, benar benar membingungkan. Hidupnya hanya diisi dengan bermain bola bersama teman temannya. Aku tahu dia kehilangan wanita itu tapi yang tidak habis pikir mengapa ia tidak datang kebandara siang itu. Benar benar membingungkan. Hari ini sepertinya akan berbeda, dia berpakaian rapi tidak seperti hari hari biasanya, menggunakan parfum andalannya dan pergi menaiki motornya. Akan kemanakah dia, aku bergegas menyusulnya duduk di tempat favoritku yaitu di bahunya. Suasananya diam seperti biasa, kita sibuk dalam pikiran masing masing masih bingung akan kemana dia hari ini. Motornya tiba disebuah gedung yang tinggi, aku mengeja papan nama didepan gedung itu. Stasiun Televisi. Stasiun sepertinya adalah sebuah tempat untuk berpergian dan televisi adalah kotak elektronik yang ada dirumah lelaki itu yang menampilkan gambar manusia manusia cantik, tetapi apa artinya apabila stasiun dan televisi digabungkan menjadi nama tempat sebenarnya tempat apa ini dan mau apakah lelaki itu pergi ketempat ini. Aku mengikutinya dan melihat-lihat kedalam untuk mengetahui tempat apakah ini.


Untuk apa lelaki itu pergi ke stasiun televisi..apakah sang peri bisa menemukan jawabannya

Romance of Adrielle Part 14

Akhirnya motornya terhenti pada sebuah tempat, aku melompat dari bahunya dan melihat sekeliling walaupun aku belum pernah ke airport tapi sepertinya tempat ini bukan airport. Tidak ada pesawat terbang tidak ada lalu lalang kedatangan dan kepergiaan terlebih lagi tidak ada Chelle. Aku berteriak ditelinganya, memukul mukul pipinya menginjak kepalanya. Lelaki itu tidak bergeming ia dengan santai menurunkan tas bolanya. Benar benar hatinya sedalam samudra tidak dapat diukur dalamnya, aku tak tahu apa yang jadi maksudnya. Perempuan itu sudah menjatuhkan harga dirinya untuk memintanya berjuang untuk dirinya tetapi lelaki ini malah asik bermain futsal. Aku tahu dia mencintai futsal tapi dia pasti lebih mencintai wanita itu. Benar benar pusing dibuatnya. Aku menyerah mereka-reka hal yang baik tentang hubungan mereka. Percuma saja aku dan Chira mengusahakan yang terbaik untuk lelaki itu kalau lelaki itu tidak mau mengubah takdirnya. Percuma saja Chele menjatuhkan harga dirinya untuk mengiba cintanya. Ternyata lelaki ini sama seperti yang lain. Busuk menyebalkan mahkluk berjakun penyebar tangis untuk wanita.

Aku terduduk di lapangan futsal melihat lelaki itu bermain futsal bersama teman temannya. Tidak tampak dia kehilangan diraut wajahnya. Dia membuat bingung orang orang disekitarnya. Semua orang mencoba mencarikan kebahagian untuknya namun dia malah membuang kebahagiannya sendiri. Benar benar membingungkan dan aku ingin sekali memukulnya hari ini. Siang ini sangat panas dan lelaki itu sudah menghabiskan 3 jam untuk bermain futsal. Tidakkah dia bersalah membuat Chele menunggunya di bandara menunggu kedatangannya. Aku melihat sesosok wanita menghampiri lelaki itu tapi bukan Chele melainkan Chira. dengan muka merah padam ia menampar lelaki itu, nafasnya terengah engah seperti menahan amarah yang membuncah. Kemarahanku dan Chele sepertinya dilampiaskan oleh Chira. Wanita itu berteriak didepan lelaki itu, tapi lelaki itu tetap tenang menenggak air di botol minumnya. ‘’Aku tidak tahu mengapa aku mengenal lelaki tolol, lemah dan bodoh sepertimu. Tahukah mengapa ada lesbian didunia ini, itu karena lelaki tidak pernah menghargai wanita. Chele sudah meluruhkan egonya untuk mendapatkanmu tetapi mengapa kamu malah mengacuhkannya. Mengapa kamu mengatakan kamu sangat mencintainya kalau akhirnya kamu memperlakukannya seperti ini. Pesawatnya berangkat 1 jam yang lalu. Aku bersalah membuka luka hatinya lagi, aku pikir aku bisa menjadi malaikat bagi kalian, tetapi ternyata aku malah menjadi setan yang merobek hatinya lagi yang sedari kemarin sedang ia jaga. Aku bersalah pada Chelle, aku mengorbankan wanita hanya karena membantu lelaki tidak ada hati sepertimu. Aku menyesal membantumu” Chira mengungkapkan emosinya pada lelaki itu. Tetapi lelaki itu tetap diam tidak bergeming sampai akirnya wanita itu meninggalkannya sendiri. Lelaki itu berguman lirih dan mungkin hanya aku dan lapangan itu yang dengar. Karena aku adalah aku, kamu tidak pernah menjadi aku dan karena aku mencintai dengan caraku sendiri. Sepertinya kamu belum terlalu mengenal aku Anchira.


Ternyata lelaki itu tak jadi menjemput cintanya..mengapa ia melakukan hal itu..bagaimana sang peri dapat menyelesaikan kisah ini

Romance of Adrielle Part 13

Aku hampir menangis membaca surat itu, sepertinya teka teki ini mulai menemukan kunci jawabannya. Lelaki itu masih saja menggantungkan pandangannya kedepan seakan berfikir keras. Aku menjadi tegang apakah besok lelaki itu akan datang menemui Chele dan menyuruhnya jangan pergi. Ahh aku membayangkan adegan romantis di film seorang lelaki mencegah wanitanya pergi dan berakhir dengan bahagia. Mataku berkaca kaca bahagia sepertinya tugasku hampir selesai dan kisah manusia ini akan berakhir dengan bahagia. Sepertinya malam ini aku akan tidur dengan nyenyak dan senyum lelaki itu akan kembali esok pagi.
Aku bangun pagi sekali, bergegas mandi dan menggunakan parfum dari sari sari bunga yang sejak dulu aku kumpulkan. Aku sudah tidak sabar melihat kisah cinta ini berakhir dengan indah. Aku bahagia sekali pagi ini, aku bersenandung kecil terbang menuju kamar lelaki itu. Lelaki itu juga sudah bangun, namun sepertinya dia tidak tidur semalaman. Entah dia terlalu bahagia atau berfikir. Kadang aku tidak tahu jalan pikirannya, dia kadang tidak pernah berfikir untuk sesuatu keputusan yang sulit, namun ia berfikir keras untuk sesuatu yang sudah jelas jawabannya adalah ya. Yaah, terserah lah yang penting hari ini dia datang untuk menemui gadis itu. Ingin rasanya aku menarik dia dari kasur untuk segera bergegas mandi tapi dia sedang berdoa sehingga aku harus menunggunya sebentar lagi. Aku menunggunya diluar rumah duduk dispion motor kesayangannya, memandangi pantulan wajahku diterpa mentari pagi berkilau kilau seperti berlian. Aku sibuk melihat matahari, karena bagi dunia peri matahari adalah satu satunya penunjuk waktu. Ibarat pria dan wanita, aku dan matahari saling membutuhkan. Sudah siang sepertinya tetapi mengapa lelaki itu tidak muncul juga. Aku gemas sekali aku bergerak untuk menyusulnya. Tetapi lelaki itu keluar dari pintu rumahnya aku menghela napas lega. Semangatku muncul lagi, aku duduk rapi dibahunya dan bersiap pergi ke bandara menjemput cintanya. Angin menyibakan rambutku, parfumnya yang khas menyusup dihidungku aku mulai terbiasa dengan wanginya. Aku menggoyang kakiku bersenandung menikmati perjalananku. Namun mengapa aku terlalu asing dengan jalan ini, aku rasa ini bukan jalan menuju bandara. Kecurigaan menelusup namun aku menenangkan diriku sendiri, mungkin saja lelaki ini hanya mencari jalan pintas untuk cepat sampai disana. Aku masih bersenandung tetapi lama lama mulai gelisah tak habis pikir dengan lelaki ini, apa dia tahu keberadaanku dan ingin membuatku mati gemas karena penasaran akan pikirannya. Akhirnya motornya terhenti pada sebuah tempat


Apakah lelaki itu benar benar akan menjemput Chelle dan mengulang kisahnya sekali lagi...

Romance of Adrielle Part 12

Surat Ungu dari Chelle

“Selamat malam matahariku, semoga kamu masih ingat sebutanku untukmu.. Ya ternyata aku bukan hanya membutuhkan matahari disiangku, dan bintang di malam malamku ternyata aku membutuhkan kamu dihari hariku. Aku baru menyadarinya sedetik setelah kau mematikan telepon malam itu. Tahukah kamu aku menangis setelah aku kehilangan suaramu. Aku tahu aku terlalu bodoh untuk menangisimu dan aku menyadari aku harus hidup tanpamu setelah 3 musim ini menggantungkan masa depanku bersamamu. Aku berpura pura tegar dan menerima keputusan darimu. Tahukah kamu aku sangat mencintaimu tetapi aku juga wanita yang kuat berpura pura baik baik saja setelah kamu pergi berpura pura bahagia walaupun tidak ada kamu di sampingku, tapi tahukah kamu aku sakit menerima ini semua karena terlalu mencintaimu aku menerima segala keputusanmu. Aku terlalu malu untuk berkata aku tidak ingin pisah darimu, karena sepertinya kamu ingin berpisah denganku. Aku tak tahu apa kesalahanmu padamu sebetulnya aku ingin sekali mempertahankanmu tetapi mengapa tidak ada usaha darimu mempertahankanku..Tahukah kamu setahun ini aku sibuk membenahi hatiku, menghilangkan kamu dihatiku tetapi itu sangat susah. Kamu terus saja menghantuiku, kamu masih memberiku semangat, menanyakan kapan aku masuk kuliah, masih seperti yang dulu. Aku ingin membalasnya sayang, aku ingin kembali padamu. Tapi aku takut salah mengartikannya, aku takut kau hanya menganggapku sebagai teman masa lalumu. Aku tahu kamu memang lelaki yang baik dengan semua orang. Aku takut membalasmu, aku takut membaca semua kiriman pesan darimu, aku takut mengingat semua hal tentangmu karena aku takut jatuh cinta padamu lagi. Jadi bukan berarti aku melupakanmu karena tidak mau membalas twiter, pesanmu tapi karena aku terlalu mencintaimu dan takut jatuh cinta lagi padamu. Kalau boleh aku berkata dan mengemis aku mau kembali dan mempertahankan lelakiku 3 tahun lalu. Tapi aku telah kehilangan adriku 3 tahun yang lalu, aku sedang mencarinya kalau kamu bertemu dengan Adri 3 tahun lalu sampaikan aku mencarinya dan menunggu disini. Oya, masih ingat pertemuan kita di Mall itu, aku membuang mukaku saat kau tersenyum padaku. Bukan karena aku membencimu tapi karena aku pasti akan jatuh lagi setelah melihat senyummu. Terlihat roman picisan tapi itulah kenyataannya. Tahukan kamu tubuhku menggigil setelah melihat wanita disebelahmu. Aku ingin sekali menangis tapi demi kata wanita kuat aku menahannya setengah mati, aku berusaha berjalan dengan cepat tapi seakan sulit sekali kau keburu melihatku. Tetapi mengapa kamu hanya tersenyum, seakan memamerkan kamu sudah melupakan aku. aku membuang mukaku dan berjalan meninggalkanmu sebenarnya aku ingin kau mengejarku dan berkata dia bukan wanita yang menggantikanku. Tetapi kau tetap disana bersama wanita itu. Tahukah kamu bagaimana sakitnya. Harga diriku sebagai wanita hancur karena kamu lebih memilih dia. Aku mau gila sayang aku mau gila karena mu. Tetapi kenapa kamu tidak menyadarinya. Aku sangat membenci wanita disampingmu itu, aku ingin mencabiknya membuatnya merasakan bagaimana yang aku rasakan. Sampai pada kemarin aku bertemu dengannya. Karena dialah yang membuatku berani mengatakan segala kelemahanku dan aku tahu bagaimana keadaanmu setelah malam itu.

Adri, berkat wanita itu aku tahu betapa kamu mencintaiku, namun telah terjadi kesalah pahaman diantara kita, karena keangkuhanku dan keras kepalamu. Dan lewat ini kamu tahu alasan aku mengacuhkanmu selama ini, karena cintaku padamu terlalu besar untuk mengijinkan kamu bahagia dan karena harga diriku sebagai wanita aku mencoba mengenyahkan perasaan ini. Tetapi sepertinya usahaku sia sia sampai hari ini aku menulis aku masih sangat membutuhkanmu. Sebetulnya aku terlalu malu untuk mengungkapkan semua ini, tapi aku mengenyahkan segala egoku untuk memperjuangkan cintaku. Terima kasih untuk wanita itu yang membuat aku sadar aku perlu memperjuanganmu. Aku mau hidup sekali lagi buat kamu. Tapi sepertinya kamu juga harus berjuang sedikit untukku. Besok pagi aku akan pergi ke Paris karena orang tuaku khawatir akan keadaanku setelah kepergianmu. Aku setuju saja karena aku ingin membuang segala kenanganku denganmu. Tetapi setelah pertemuanku dengan wanita itu aku bimbang dengan keputusanku pergi ke Paris. Kalau kamu besok datang dan membujukku untuk tidak pergi aku akan membatalkannya semuanya. Jadi aku tunggu keputusanmu besok pukul 8 pagi di bandara terminal 2. Aku mau melihat perjuanganmu untukku. Menurutku menulis surat ini adalah perjuangan besarku untukmu dengan mengesampingkan semua egoku. Bagaimana denganmu. Kebahagianku yang terbesar adalah ketika kamu datang dan bilang padaku jangan pergi."

Yang selalu mencintaimu

Chele

Romance of Adrielle Part 11

Ternyata tamu didepan itu Chira, lelaki itu menyambutnya tetapi sepertinya Chira tidak ingin berbasa basi dengannya. Ia menyerahkan sebuah surat berwarna seperti warna pelangi urutan terakhir, ungu sepertinya manusia menyebut warna surat dengan sebutan itu. Lelaki itu mematung dan menerima surat itu. Sebelum ia sempat bertanya Chira sudah menjelaskan semuanya. “Surat itu dari wanitamu, jangan hanya baca tapi kejar cintamu. Dia sudah mengenyahkan segala egonya untuk surat ini. Masihkah kamu mempertahankan egomu. Egomu sendiri yang menghapus kebahagianmu. Kau jelek saat kehilangan senyummu, asal kamu tahu menyukai dan menikmati kesedihan bukan karakter pria sejati”. Setelah itu Chira berbalik badan dan pergi, lelaki itu tetap mematung memandang punggung wanita itu sampai larut di makan senja itu.

Lelaki itu membuka surat itu dengan pelan, aku sampai menendangnya gemas. Dia terlalu anggun untuk seorang pria semuanya dikerjakan perlahan seolah tidak ada waktu yang memburu kehidupannya. Dia terlalu santai dan aku terlalu penasaran ingin rasanya aku merebut surat itu dan buru buru membacanya. Akhirnya surat itu terbuka dan tercium wangi khas Chele yang lembut. Aku masih saja mengaggumi wanita itu walaupun sudah melihat emosinya kemarin. Memang tidak dipungkiri kecantikan fisik menjadi daya tarik semuanya. Kalo ada wanita cantik pasti makhluk berlipgloss lainnya akan memuji dan sibuk menjilat sana sini untuk menjadi temannya. Lelaki itu menghela napas dan mulai membaca surat itu, aku duduk dibahunya ikut membaca mengobati keingin tahuanku apa yang akan terjadi diantara lelaki itu, wanita itu dan tentunya aku.


Apa isi surat dari wanita 3 tahun lalu untuk lelaki itu..

Romance of Adrielle Part 10

“Sepertinya aku hanya membuang waktuku hanya dengan diam disini tanpa arti tanpa rasa tanpa hasil” aku baru kali ini mendengar suara dari wanita yang bernama Chele itu, terus terang dan diberi tekanan pada setiap lafalnya. Benar benar berbeda dari wajahnya yang memancarkan keteduhan. “Kau kira aku tidak membuang waktuku hanya untuk bertemu denganmu, kalau bukan karena ingin melihat dia tersenyum aku tidak akan sudi merendahkan diriku mencari waktu bertemu denganmu ciiih”. Duduk berhadapan namun dalam sudut pandang yang berbeda, Chele sedari tadi memandang keluar dan chira memandang kebawah sembari memainkan ujung kukunya. ‘’Aku tidak akan bisa membuatnya bahagia, kamu saja yang membahagiakannya ambil dia kalo memang kamu mau aku sudah tidak membutuhkannya, maaf tapi sepertinya aku sudah tidak ada waktu hanya untuk memperebutkan lelaki lemah seperti dia ” Chele menghentakan kakinya meraih tasnya untuk pergi. Aku minggir terkejut melihatnya, memang manusia akan menunjukan karakter aslinya apabila dibawah tekanan. Chira terlihat tenang tapi wajahnya tak kalah tegang, ia menghembuskan nafas dan berkata pelan namun penuh sarkastisme didalamnya “Aku tak habis pikir mengapa Adri mencintaimu seperti orang kesurupan, hingga kehilangan senyum terbaiknya dan membuatku harus datang disini berlaku seperti malaikat kesiangan untuk menjadi penyambung cinta diantara kalian. Aku datang kesini bukan karena aku mencintai atau menginginkan lelaki mu tetapi karena aku tahu rasanya bagaimana mencintai seseorang itu tetapi orang yang dicintai malah mengabaikanmu. Tapi sepertinya Adri salah memilih tempat untuk menanamkan cintanya, cintanya jatuh ditempat yang salah menyebabkan akar yang sudah dalam jatuh terinjak injak dan nyaris busuk, bahkan lesbian sepertiku juga tidak akan pernah jatuh cinta kepada dirimu”. Aku mengerjap kerjapkan mataku dan memukul kepalaku seakan tak percaya akhirnya Chira mengatakan hal itu, Chele juga seakan tak percaya terhadap pendengarannya ia mematung dan menatap Chira yang hampir menangis. Chira terlihat berusaha menahan air matanya di udara, padahal menangis bukanlah hal yang lemah. Wanita yang kuat adalah wanita yang berani menjatuhkan air matanya untuk menjadi seseorang yang lebih baik. Chele berbalik dan duduk, Chira tetap mematung disana suasana kembali diam tapi ada rasa hangat dibalik semuanya. “Chira, kau benar aku terlalu cemburu dan aku tahu kan apa arti cemburu itu, sekarang apa yang kamu mau” . Ahh… Aku bergumam dalam hati sepertinya masalah ini akan selesai dengan bahagia. Aku menghembuskan nafas lega dan membayangkan tugasku berakhir dengan sempurna.

Rumah lelaki itu diketuk, dan sepertinya aku bisa menebak siapa tamu di luar itu. Aku buru buru menyamai langkah lelaki itu membuka pintu, tercium aroma parfum yang khas dari lelaki itu. Ups..kenapa aku malah memperhatikan parfumnya seharusnya aku lebih berkonsentrasi menebak apakah lelaki itu akan tersenyum lagi setelah melihat tamu diluar itu. ada apa dengan otakku..Pintu dibuka nafasku seakan berhenti berdetak.


Apakah benar kisah ini akan berakhir dengan bahagia atas bantuan wanita bernama Chira..siapa gerangan yang datang mengunjungi rumah lelaki itu

Romance of Adrielle Part 9

Aku bergidik ngeri memandang wanita ini, pada awalnya aku mengira dia menyukai lelaki ini tetapi ternyata aku salah. Benar benar misteri yang tak pernah terkuak, hatinya terlalu dalam untuk diselami dan dimengerti pikirannya.

Lesbian kata kata itu masih terngiang ngiang di telingaku. Ternyata senyum yang diberikannya pada lelaki itu murni senyum pertemanan. Senyum yang diberikan untuk teman yang sama bukan untuk menarik perhatiannya. Aku bergidik jika seandainya aku tidak kasat mata apakah Chira akan suka padaku. Ku tepis segala imajinasi liarku. Sekarang aku tahu dalam masalah ini kesalah pahaman adalah akar dari semuanya yang membuat seorang manusia kehilangan senyumnya. Hemph..sepertinya pada keadaan seperti ini aku harus berbuat sesuatu untuk meluruskan benang yang kusut ini. Aku mengepakan sayapku bergegas pergi meninggalkan lelaki yang sedari tadi berpandangan kosong, aku tahu dia sangat terluka, tapi dia malah sibuk meratapi kesedihannya tanpa mau berbuat apa apa untuk memperjuangkan wanitanya. benar benar lelaki yang keras kepala dan sulit untuk dipahami. Aku akan menemui wanita cantik itu, ya chele dia harus tahu kenyataanya. Mataku menyapu kesana kemari mencari wanita 3 tahun yang lalu, hanya mengandalkan ingatanku dan mencoba mencari diantara tumpukan manusia didepanku. Aku bersorak sayapku berkedut lincah menghampiri hasil temuanku, akhirnya aku menemukannya tapi dia sedang duduk dengan seseorang yang tidak asing menurut pandanganku. Ya wanita itu, apa yang dia lakukan batinku, apakah ini wujud pertanggung jawabannya ato wujud cintanya pada lelaki itu. Entahlah aku harus segera mendengarkannya. Lagi lagi semuanya membisu, dengan tatapan yang tidak bersahabat mereka duduk berhadapan seakan ingin memangsa satu sama lain.


Untuk apa Chira mendatangi wanita 3 itu, apakah masalah ini akan terurai dengan bahagia seperti yang diharapkan sang peri

Romance of Adrielle Part 8

Aku mencium bau peperangan disini, benar saja sedetik kemudian wanita bernama Chira itu datang menemui lelaki itu. Namun ada kecanggungan dimatanya, ia mengambil jarak yang lebar dengan lelaki itu. Obrolannya juga tidak sebebas biasanya. Jelas saja dia memang bersalah atas masalah ini. Aku memakinya tapi percuma saja dia juga tidak mendengar. Ada kesenjangan diantara mereka, duduk seakan terpisahkan dua bentangan alam yang lebar saling diam seakan matahari yang memancar siang ini tidak dapat mencairkan kebisuan antara mereka berdua. Kita dibawah langit yang sama, cahaya yang sama namun seperti ada di dimensi yang berbeda. Aku sibuk memandangi mereka berdua, mataku bergerak mengawasi mereka berdua. Mereka tetap diam tidak saling memandang tetapi tidak saling mengacuhkan. Aku sudah tidak sabar mendengar pengakuan dari wanita yang juga menyimpan sejumlah arti. Aku menendang nendang pipi wanita itu agar berbicara sedikit kata maaf penjelasan kemarin. Namun sepertinya usahaku sia sia. Suasana tetap sama, tetap diam membosankan. Aku duduk terkulai menunggu perubahan hari ini. Tiba tiba Aku mendengar wanita itu bergumam membuka mulutnya. Dia enggan meminta maaf tapi dimatanya terdapat raut penyesalan. Harga dirinya masih terlalu tinggi untuk bertanggung jawab atas peristiwa ini. Sebenarnya bukan dia yang sepenuhnya bersalah, yang salah hanyalah kebisuan diantara mereka bertiga. Andai saja suaraku cukup nyaring menguak semuanya. Wanita itu tak usah menyangkal harga dirinya untuk meminta maaf dan lelaki itu masih mempertahankan senyumnya pada tiga tahun silam bersama wanita berparas surga. Aku tetap pada pendirianku, tetap ingin menghakimi wanita bernama Chira itu yang memperkeruh keadaan ini.

“Aku tidak bisa tidur semalam, padahal kau tahu aku selalu dapat tidur dengan baik”. kata kata Chira itu memulai percakapan tadi seakan mencairkan sebongkah gunung es yang besar. Aku geram, siapa yang menanyakan dia tidur atau tidak tadi malam. Tetapi lelaki itu terlalu baik dia malah terlihat khawatir. Ingin aku meneriakinya hai bung itu hanya tipuan wanita semata yang ingin kau perhatikan. Tapi sekali lagi lelaki itu diam saja. Chira melanjutkan perkataannya “Aku tidak tahu siapa yang bertanggung jawab dengan perpisahanmu tetapi aku juga sedih kehilangan senyumanmu lagi apalagi aku merasa aku juga menjadi penyebab hilangnya senyummu”. Aku menghentakan kakiku dengan gusar. Dia masih bisa berkata seolah olah semuanya bukan kesalahan dia, padahal aku yakin wanita ini menginginkan peristiwa ini terjadi dan ia akan memiliki lelaki itu dan menjadi pasangannya. Aku berani bertaruh, ia tak akan bisa memiliki lelaki itu. Mungkin saja ia bisa mendapatkan raganya tapi apakah ia bisa mendapatkan senyuman yang sama untuk wanita tiga tahun silam itu. Lelaki itu terlalu baik, ia tidak menyalahkan wanita itu malah ia hanya tersenyum seakan berkata tidak ada yang salah dengan semuanya berbeda denganku yang sekarang sedang menahan diri untuk tidak menarik rambut wanita itu. Chira mendesahkan nafas dan mencoba memberikan solusi dan bersedia bertanggung jawab atas kesalah pahaman ini. Aku hanya mencibir, sepertinya dia hanya ingin mengambil hati lelaki itu agar lelaki itu berpaling padanya. Segala perkataan darinya aku hanya pandang remeh karena menurutku yang dia inginkan hanya satu yaitu lelaki itu. Suasana kembali diam dan aku kembali duduk diatas bahu wanita itu dan tetap menendang nendang bahu wanita itu. Tiba tiba saja wanita itu bangkit dan lelaki itu menatap ke arahnya. “Aku tahu apa yang harus aku lakukan untuk menyelamatkan hubungan kalian”. Lelaki itu tetap diam, tetapi matanya seakan bertanya hal apakah itu. Chira tersenyum tapi aku menangkap kegetiran didalamnya. Benar benar sulit untuk ditebak “Aku tahu chelle cemburu denganku, walaupun aku tidak secantik dia. Tapi aku yakin dia salah paham dengan ini semua. Dia hanya tahu aku dekat dengan mu. Tapi dia tidak tahu tentang keadaanku sekarang. Dia tidak tahu bahwa aku seorang Lesbian”. Aku seketika berdiri dan menatap lekat lekat wanita itu, tidak ada nada bercanda didalam kata katanya...


Lesbian..apakah benar kebenarannya atau hanya penyelesaian semata..apakah menjelaskan kata itu..keadaan akan menjadi membaik

Romance of Adrielle Part 7

Malam ini sepertinya aku tidak bisa memejamkan mata. Aku kesal sekali dengan perempuan bernama Chira. Namanya saja sudah menunjukan betapa jahat perangainya. Hampir saja aku tertipu oleh gaya santainya, kepolosannya, dan kemandiriannya. Namun ternyata ia tetap penggoda lelaki. Aku dapat pastikan kalau Chira jatuh cinta pada lelaki itu, dari cara dia berbicara menatap dan memandang. Aku tidak pernah mengutuki orang yang jatuh cinta namun aku menghujat wanita yang mencari celah ketika sebuah hati sedang berlubang dan mencoba menciptakan senyuman yang pernah hilang. Tetapi sekali lagi aku tekankan untuk wanita yang bernama Chira aku dapat pastikan kau tidak akan berhasil menggantikan gadis malaikat dihati lelaki itu dan kamu tidak akan berhasil menciptakan senyum lelaki seperti dahulu. aku marah, marah sekali, aku menendang semua benda disekitarku membayangkan itu adalah wanita bernama Chira. Entah apa kesalahan Chira kepadaku yang jelas aku sebal padanya. Dia yang membuat lelaki itu kehilangan senyumnya kembali dan kembali masuk dalam senja kehidupannya. Aku bergeming dari tempatku sekarang melihat keadan lelaki itu setelah pertemuan senja tadi. Keadaan yang paling menyedihkan yang pertama aku lihat. aku berlalu dari pemandangan ini dan mengutuki wanita bernama Chira dan menarik pandanganku tentang dirinya tadi pagi yang menganggap dia adalah gadis paling menyenangkan yang pernah aku kenal. Tunggu aku besok, aku akan meminta pertanggung jawaban darimu, Chira. aku bersiap siap untuk tidur dan memikirkan segudang rencanaku untuk membantu lelaki itu.

Aku tidak bisa tidur dengan nyenyak malam ini. Aku membasuh mukaku dengan embun yang menempel di dedaunan mencoba menghilangkan kantong mata yang menghitam. Pikiranku masih dipenuhi dengan kemarahan membuat aku bermimpi macam macam dan semuanya pasti sedang menyerang Chira. kalian pasti bertanya kenapa peri masih bisa bermimpi. Aku katakan ya pada kalian, mimpi itu penting tanpa mimpi kamu tidak tahu apa arti hidup hari ini dan tidak tahu untuk apa hidup esok hari. Tanpa mimpi kamu hanya tahu hidup hari ini saja, tanpa pencapaian, ikut arus dan sekedar bahagia saja. Tidak tahu disana ada sesuatu kebahagian lebih yang menunggu untuk kamu raih. Dan kalian tahu tidak kenapa mimpi datang saat kita tidur, karena mimpi itu keluar dari hati disaat kita tidak mengekangkan dengan pikiran kita. Disaat kita menenangkan dan mengesampingkan kemampuan kita disitulah mimpi akan hadir dalam pandangan kita. Setidaknya itu sedikit penghargaanku terhadap eksistensi sebuah mimpi. Lupakan masalah mimpi sekarang, lebih penting sekarang pergi mengikuti lelaki itu hari ini dan melanjutkan kisah ini.


Apa yang akan peri lakukan untuk membalas Chira..apakah benar Chira yang bersalah dalam masalah ini

Romance of Adrielle Part 6

Hari semakin senja, obrolan mereka terhenti ketika Chira ingin pergi ke sebuah Mall. Apa itu mall aku tidak tahu itu. Penasaran aku mengikuti mereka untuk melihat seperti apa Mall itu. Sepertinya aku sudah dapat membaca bagaimana sifat Chira dari obrolannya dengan lelaki itu. Dia terlihat seperti wanita yang sangat mandiri sampai sampai menolak untuk ditemani ke Mall. yah..memang nasib menjadi seperti peri sepertiku hanya menebak dan mengira saja. Untung saja lelaki itu memaksa untuk tetap menemaninya kalau tidak aku akan selalu penasaran dengan apa itu Mall. Aku menggelayut di bahu lelaki itu, hitung hitung menghemat tenaga daripada harus terbang terus kesana kemari lagipula tempat ini sangat ramai dan asing. Aku takut kehilangan mereka berdua. Ternyata mall itu tempat toko toko berkumpul, segenggam manusia juga berkumpul disini. Mungkin mereka ingin mencari sesuatu disini atau hanya sekedar berjalan jalan untuk menggelontorkan lemak yang bersemaram dalam tubuhnya. aku sibuk menyapukan pandanganku kesekelilingku mengamati pemandangan yang langka ini, banyak lampu berkelap kelip seperti bintang udaranya juga sangat dingin sampai menusuk tulangku. Setidaknya kalau saya sudah kembali ke nirwana, inilah yang bisa aku ceritakan pada temanku disana. Tentang pengalamannku mengunjungi sebuah tempat yang bernama Mall. Aku tersenyum sendiri membayangkan reaksi temanku yang penasaran ingin turun kesini untuk melihat seperti apa mall yang aku ceritakan. Mataku terus menyapu keseluruh penjuru ruangan ini, tiba tiba aku menangkap bayangan wanita cantik tiga tahun silam. Ya sepertinya itu Chelle, wanita yang selalu ada dipembicaraan lelaki itu, yang selalu ada dalam malam kelabunya, dalam isak tangis dan doanya. Aku tidak salah lagi, aku hapal benar dengan raut wajahnya walaupun hanya sekali saja bertemu dan walaupun dia lebih terlihat dewasa dan anggun sekarang. Aku berteriak dalam telinga lelaki itu, melompat-lompat dibahunya dan menendang nendang pipinya. Menyadarkan bahwa ada mata yang mengawasi dirinya bersama wanita bersama Chira itu. Tetapi usahaku tetaplah sia sia mereka tetap saja berjalan. Namun akhirnya lelaki itu menoleh juga dan menyapa gadis cantik itu mereka berpandangan kaku dan lelaki itu mencoba menyapa. Tapi gadis cantik itu membuang mukanya dan menghindari lelaki itu. Lelaki itu hanya memandang jauh dan kehilangan senyumnya lagi. Disampingnya aku melihat Chira dengan ragu ragu menepuk bahunya dengan raut muka yang tidak bisa diterjemahkan.


Sepertinya benang cinta mereka akan semakin kusut dengan kehadiran Chira dikehidupan Chele dan Adri, mampukah sang peri menguraikan kembali

Romance of Adrielle Part 5

Otakku kembali berputar siapa gadis ini, apakah lelaki ini tega meninggalkan gadis cantiknya hanya untuk cinta gadis ini. Seberapa menarik gadis ini. Membuatku lebih penasaran. Kenapa aku tidak bisa berbicara langsung dengan mereka. Membuatku harus berpusing pusing ingin tahu akan jati diri mereka. Siapa dia, mengapa dia pertanyaan bergejolak dikepalaku ingin segera diisi dengan jawaban.

Melewatkan makan siang bersama mereka, mendengarkan obrolan manusia yang cukup menyenangkan. Gadis itu bernama Chira, Lelaki yang selama ini kuamati bernama Adri dan gadis cantik 3 tahun silam itu bernama Chelle. Nama yang indah seperti gugusan wajahnya. Setidaknya baru itu yang aku mengerti dari obrolannya siang ini. Chira gadis yang menyenangkan walau wajahnya tak semanis selera humornya. Namun dia cukup menyenangkan untuk menjadi lawan bicara. Aku duduk dibahunya mendengarkan setiap ocehannya sesekali tertawa sampai bahuku terguncang. Aku melirik ke arah lelaki itu. Mungkin aku belum terbiasa memanggil Adri jadi aku tetap memanggil dia dengan sebutan lelaki. Dia tersenyum lebar namun tetap saja terlihat sedih seperti menggelayuti sesuatu. Aku dapat menebak siapa yang ada dalam pikirannya sekarang ini. Yang jelas bukan Chira yang sekarang sedang menaikan kakinya diatas kursi mengundang seluruh tatapan dari pengunjung ditempat ini. Namun setidaknya Chira tidak perduli dengan tatapan semua orang ia tetap asyik mengobrol dengan lelaki itu sesekali. Mendengarkan obrolan mereka membuat hari hariku sedikit lebih indah. Aku mulai menyukai teman lelaki itu, dia energic walau tidak cantik percaya dirinya membuat semua orang akan berhenti sejenak untuk melihatnya. Walaupun terkadang sedikit memalukan aku selalu melihat tawa dari seseorang di sekitarnya. Aku juga sedari tadi mendengarkan setiap obrolannya mencari celah apakah ada bagian yang lucu darinya dan ikut larut dalam tawa seakan aku juga dalam kalangan manusia. Dari ceritanya mengetahui ada masalah dengan hubungan lelaki itu dengan wanita cantik yang bernama Chelle. Seperti yang telah saya duga sebelumnya cinta yang menghapus senyum dibibirnya. Satu pertanyaanku terjawab sudah tetapi timbul banyak pertanyaan lain dihadapanku. Mengapa masalah datang diantara mereka, kelihatanya mereka saling mencintai, apakah ada hubungannya dengan wanita yang bernama Chira ini. Tetapi sepertinya tidak mungkin lelaki itu meninggalkan Chelle hanya untuk perempuan ini. Tetapi apakah Chira tahu dia tidak mungkin mendapatkan hati lelaki itu. Aku berharap Chira cepat menyadari kesalahannya apabila dia telah jatuh cinta di tempat yang salah. Aku tidak mau ada mutiara bening mengalir dari matanya yang berbinar apabila dia menyadari cintanya bertepuk sebelah tangan.


Apakah sebenarnya hubungan lelaki itu dan wanita yang sekarang menemani hari harinya..Apakah dengan wanita itu ia telah melupakan gadis tiga tahun silam..