Senin, 05 November 2012

ketika kamu mendengar "dan sekarang saya sedang menjalin dengan seorang wanita"

saya tahu dengan siapa saya jatuh cinta..saya sudah menyadarinya dari dulu dan saya tidak akan berbohong dengan hati saya sendiri..saya bukan tidak berkata saya tidak mencintainya..tapi tidak ada kesempatan mencintainya..yang saya cintai bukan lelaki yang mendekati saya..bukan lelaki yang saya bicarakan setiap hari..bukan lelaki yang saya selalu puja setiap harinya..bukan lelaki yang membuat saya rela bergadang untuk mengobrol dengannya..bukan lelaki yang datang lalu meninggalkan saya..bukan lelaki yang membuat saya menangis..bukan lelaki yang saya pikir dia cinta tetapi bukan..dia selalu ada disana..dekat tapi terlalu jauh..saya tahu saya mencintainya..tetapi mencoba menangkap rasa itu dan membuangnya jauh..tetapi itu sakit karena yang bernama cinta tetap tumbuh subur meranggas menusuk.. dan ketika saya berharap dia tidak akan pernah menemukan wanita yang tepat selain saya, tiba tiba ia berkata bahwa ia telah punya wanita yang tepat selain saya..tahukah bagaimana rasanya itu..sakitnya melebihi ketika seseorang yang mendekatimu menjalin hubungan dengan orang lain..melebihi seseorang yang kamu kira kamu cinta memutuskan untuk tidak lagi menemui..melebihi seseorang yang kamu kira tepat untukmu menjadi orang asing dalam hidupmu.. itulah yang saya rasakan sekarang ini..dan saya menyadari saya jatuh cinta dengan dia..tidak ada yang salah disini..tidaklah dia..karena dia tidak melakukan apa-apa..dia lelaki yang mendekati surga yang dicintai oleh semua malaikat..begitupun aku yang bukan malaikat..bukan salahku juga karena kamu tahu cinta itu bisa datang kapan saja..kemana saja..pada siapa saja..seperti embun tidak perlu warna untuk membuat daun jatuh cinta..seperti aku yang telah jatuh padamu..ajarkan aku mengejakan sebuah kata bahwa aku bahagia apabila kamu bahagia..ajarkan aku.lama mengambang sebagai partikel radikal yang berkeliaran sendiri tanpa inang, eksistensimu hanyalah bayangan dari entitas "ad infinitum" bernama penantian